Saturday, September 15, 2012

LILIN DIKALA MALAM


aku adalah pagi,
dimana saat mentari terbit lalu kusejukan kau dengan embunku
aku adalah senja,
senja yang senantiasa kan memberikan keteduhan tuk hati yang berharap dapat kumiliki ini
aku adalah malam,
malam dengan sejuta harapdapat menghangatkan disaat bergantinya mentari menjadi rembulan

seketika aku menjadi kunang-kunang
dan berharap dengan cahaya ini aku dapat menerangi malammu, sayang
dan pada akhirnya akupun memilih menjadi setangkai lilin,
setangkai lilin kecil yang kan menjadi pahlawan ditengah kegelapanmu

hmm… aku tau kau gelisah dengan segalanya

dengan embun yang ternyata tak sesejuk harapan
dengan senja yang tak kunjung memberikan keteduhan seperti yang telah dijanjikan
dan dengan malam yang kian hari kian hitam

mungkin kau tak butuh dengan semua ini
tapi aku tau kau sepi disana, sendiri
namun kau tetap terus bertahan dengan kemunafikanmu itu
kemunafikan yang sebentar lagi akan menggerogoti rasamu

kunang-kunang masih tetap setia menerangi malam mu
yaa, meski kau abaikan
dan lilin itupun masih tetap menjadi yang paling redup
ditengah kegelapan

No comments:

Post a Comment