Wednesday, November 14, 2012

Wanita, selayaknya kita lelaki diposisi yang mana?

Wanita, makhluk Tuhan yang sudah selayaknya kita para kaum laki-laki menjaganya, mengasihi serta menyayanginya. Wanita, kau adalah satu iga kami yang nantinya kita pasti akan bertemu, lalu igamu dapat melepas rindu dengan igaku.
Namun sesekali aku berpikir pengibaratan, kuibaratkan wanita itu sebagai kunang-kunang. Disaat kita kejar diapun malah menghindar terbang lalu menjauh, tapi pabila kita diam diapun malah mendekat namun tetap saja tak dia tak ingin kita tangkap.

Jika kita berpikir untuk menciumnya, kita bukanlah seorang gentleman. Namun seandainya kita tidak menciumnya, kita bukan laki-laki ungkapnya.
Jika kita memujinya, ia pasti akan mengira kita ngegombal padahal kita jujur. Namun seandainya kita tidak memujinya, hmm... pasti dia menganggap kita adalah lelaki yang tak berguna
Jika kita setuju terhadap semua keinginannya, dia akan ngelunjak Namun jika kita tidak setuju, kita pasti akan dicerca abis-abisan dan dianggap tidak pengertian.
Jika kita sering mengunjungi dia, pasti dia akan mengatakan kita membosankan. Tetapi jika kita tidak mengunjunginya sering-sering, bisa dipastikan dia akan langsung menuduh kita ada main dengan orang lain.

Semembingungkannyakah kau wahai para wanita?

Jika aku berpakaian rapi sedikit saja, kau bilang aku ingin menarik perhatian wanita lain. Namun seandainya aku tidak berpakaian rapi, kau bilang aku berantakan, kucel, malu-maluin.
Jika aku cemburu padamu, kamu bilang aku jahat. Tapi jika aku tidak cemburu, kamu bilang aku tidak cinta.
Suatu ketika saat aku dikunjungi wanita lain, kamu pasti akan menuduh aku punya simpanan wanita lain. Tapi saat kamu yang dikunjungi lelaki lain, kamu mengatakan “Oh! Sudah biasa, aku wanita, salahklan saja dianya!”
Disaat aku tidak atau tak membantumu menyeberang jalan, kau bilang aku kurang etika. Tapi jika aku berhasil membantumu menyeberang jalan, kau bilang padaku itu hanya taktik seorang lelaki.
Disaat aku menatap wanita lain, kau menuduh aku buaya. Tapi jika kamu ditatap lelaki lain, kamu berkata bahwa mereka mengaguminya.
Dikala aku membiayai keseharian kita, kau pikir aku meremehkanmu. Namun seandainya aku tidak membiayai keseharian kita, kau pasti akan pikir bahwa aku pelit.
Disaat kamu menangis, kau pasti akan menganggap aku salah karna telah membiarkan kau menangis. Tapi sesekali nanti akan kucoba untuk menangins, ahh langsung terbayang diotakku pasti kamu akan pergi dan menganggap aku bukan lelaki sejati.


*gak ada niatan buat membandingkan, ini cuma iseng semata*

No comments:

Post a Comment